Sumber foto: islam.nu.or.id
Keberadaan anak-anak kecil di masjid pastilah membuat membuat ramai masjid. Lebih-lebih di bulan Ramadhan. Bukan hanya secara jumlah, tapi juga dari segi suaranya...
Kebanyakan anak-anak belum paham tentang makna shalat sehingga dalam shalat ngobrol dengan teman di sebelahnya, dorong-dorongan, pukul-pukulan, bahkan waktu saya kecil ada juga anak yang suka melorotin sarung atau celana temannya yang sedang shalat, ampun deh...
Saat khotib ceramah, merekapun ngobrol sendiri. Bapak-bapak yang merasa terganggu tidak jarang akhirnya memarahi mereka, menyuruh mereka keluar masjid, ada juga yang memukul panta* anak yang berisik...
Keberadaan anak-anak kecil di masjid sepertinya jadi dilema. Di satu sisi, kehadiran mereka di masjid baik untuk mengakrabkan mereka dengan masjid karena merekalah generasi penerus di masa depan yang akan memakmuran masjid.
Di sisi lain, kehadiran mereka menimbulkan distorsi kekhusyukan bagi umumnya orang dewasa. Jadi harus bagaimana...? Ya itu urusan pengurus masjid aja lah ya, yang punya wewenang menertibkan dan mengamankan... apalah saya... hehe... Tapi kalau teman-teman fesbuker punya saran, silakan ditulis di kolom komentar, siapa tahu ada pengurus masjid yang lihat dan jadi masukan yang pas...
Saya cuma ingin memandang dari sisi lain tentang anak-anak ini, yaitu dari sifat anak-anak yang lucu, ceria, dan lepas tanpa beban. Kadang dimarahi sama bapak-bapak, mereka tetap ketawa-ketiwi, hihi...
Dari kehadiran mereka seakan Allah ingin menyeimbangkan suasana hati kita. Betul, kita datang menghadap-Nya di masjid mungkin dengan membawa segunung dosa, seabreg kebutuhan, dan selembah masalah, hingga muka kita kusyut dan kening kita berkerut. Ya memang sudah semestinya kita khusyuk, sungguh-sungguh dalam shalat, berdzikir, dan berdoa untuk minta ampun, memohon segala kebutuhan, dan meminta solusi dari segala permasalahan. Tapi setelah itu, kadang wajah kita masih kusut, memikirkan apakah kita diampuni, apakah kebutuhan akan tercukupi, apakah permasalahan kita akan terselesaikan...
Nah, melihat anak-anak yang lucu gerak-geriknya, tiba-tiba ada yang minta salim sama kita, melihat senyum tawa mereka, sikap santai dan bebasnya mereka, manjadikan suasana hati ini lebih enak, lebih cair, lebih senang, lebih santai, senyum pun akhirnya terkembang dari mulut kita, merilekskan pikiran...
Anak-anak kecil itu seakan mengikis keseriusan di kepala kita. Hadirnya anak-anak itu seakan memberikan pesan dari Allah kepada kita, "Hei, jangan terlalu serius, lepaskan bebanmu. Bukankah engkau telah memohon ampun kepada-Ku, melaksanakan perintahku, dan telah berdoa kepadaku? Kau kira Aku begitu kejam? Aku adalah Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang Maha Mengabulkan Permintaan hamba-Nya. Jadi santailah, jangan takut dan risau, tersenyumlah, pandanglah dunia dengan ceria, dengan senyum gembira, seperti anak-anak itu. Anak-anak yang tak punya dosa..."
Ya, anak-anak kecil ceria dan bahagia karena tak punya dosa.
Sebaliknya, orang-orang dewasa tak bahagia karena banyak dosa...
Dan orang bijak mengatakan, "Allah menciptakan Manusia untuk Bahagia..."
Semoga Kita Termasuk Orang-Orang Yang Bahagia, aamiin...
(Gus A Gus)